Hampir 50% Responden Khawatirkan Politik Dinasti

Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa hampir 50% responden khawatir dengan politik dinasti di Indonesia. Kekhawatiran masyarakat terhadap politik dinasti didorong oleh beberapa faktor, antara lain: Kurang terbukanya sistem politik, Potensi korupsi,Ketidakadilan. Politik dinasti dinilai dapat berdampak negatif terhadap demokrasi, karena dapat membatasi ruang bagi partisipasi masyarakat.

Hampir 50% Responden Khawatirkan Politik Dinasti

Jakarta, 27 Oktober 2023 - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait politik dinasti di Indonesia. Survei tersebut menunjukkan bahwa hampir 50% responden khawatir dengan politik dinasti.

Hasil survei menunjukkan bahwa 47,6% responden cukup/sangat mengkhawatirkan terkait kondisi politik dinasti di Indonesia. Sementara itu, 33,7% responden merasa biasa saja, dan sekitar 7,5% responden merasa tidak mengkhawatirkan kondisi politik dinasti di Indonesia.

"Secara umum, masyarakat Indonesia cukup khawatir dengan politik dinasti," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.

Burhanuddin menjelaskan bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap politik dinasti didorong oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Kurang terbukanya sistem politik. Sistem politik yang kurang terbuka dinilai memudahkan keluarga-keluarga tertentu untuk menguasai kekuasaan.
  • Potensi korupsi. Politik dinasti dinilai dapat meningkatkan potensi korupsi, karena para pejabat politik memiliki kepentingan untuk mempertahankan kekuasaan keluarga mereka.
  • Ketidakadilan. Politik dinasti dinilai dapat menciptakan ketidakadilan dalam sistem politik, karena hanya keluarga tertentu yang memiliki kesempatan untuk berkuasa.

Burhanuddin menambahkan bahwa politik dinasti juga dapat berdampak negatif terhadap demokrasi, karena dapat membatasi ruang bagi partisipasi masyarakat.

"Politik dinasti dapat membatasi ruang bagi partisipasi masyarakat, karena hanya keluarga tertentu yang memiliki kesempatan untuk berkuasa," kata Burhanuddin.

Survei Indikator Politik Indonesia ini dilakukan pada tanggal 20-24 Oktober 2023, dengan melibatkan 1.200 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling.